Minggu, 13 September 2020

Lebih Dekat Kepada Allah dengan Mengamalkan Śalat Sunnah

 

LEMBAR KERJA KEGIATAN BELAJAR

DELAPAN

Sebelum belajar mari kita bersama berdoa bersama-sama agar pada pembelajaran yang kita laksanakan ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang bermanfaat.

Selanjutnya persiapkan buku  diktat kalian, buku tugas kalian dan persiapkan perlengkapan lainnya agar dalam proses pembelajaran nanti berjalan dengan baik

Anak-anakku sekalian, pada pembelajaran hari ini kita akan mempelajari tentang Lebih Dekat Kepada Allah dengan Mengamalkan Śalat Sunnah, Ada 3  hal yang akan kita bahas yaitu:

1.      Tata cara pelaksanaan salat sunnah munfarid

2.      Tata Cara Pelaksanaan shalat sunah yang dikerjakan secara munfarid atau berjamaah. Adha

3.      Hikmah shalat sunnah

Anak anaku yang sholih dan sholihah, ketahuilah bahwa dalam melaksanakan sholat sunah ada yang  dikerjakan secara jamaah ada ajuga yang  secara munfarid, tapi ada juga yang dibolehkan dikerjakan secara munfarid atau secara berjamaah.Nah untuk memahaminya mari kita belajar bersama. Ingat baca secara berurutan dan pahami setiap materi yang telah dibaca.

Materi

Pertemuan 2



A.Salat-salat Sunnah Munfarīd

Salat sunnah munfarīd adalah  Salat yang dilaksanakan secara individu atau sendiri. Adapun  śalat sunnah yang dilaksanakan secara munfarīd adalah sebagai berikut:

1)         Śalat Rawātib

Rawātib berasal dari kata  rat’bah, yang artinya tetap, menyertai, atau terus menerus. Dengan demikian śalat sunnah  rawātb adalah śalat yang dilaksanakan menyertai atau mengiringi śalat far«u, baik sebelum maupun sesudahnya.Ditinjau dari segi hukumnya, śalat rawatb ini terbagi menjadi dua macam, yaitu: Salat rawātb mu`akkadah dan śalat rawātb gairu mu`akkad.

a)         Śalat rawātb mu`akadah (śalat rawātb yang sangat dianjurkan). Adapun yang merupakan śalat rawātb mu`akkadah  yaitu:

           Dua rakaat sebelum śalat Zuhur

           Dua rakaat sesudah śalat Zuhur

           Dua rakaat sesudah śalat Magrib

           Dua rakaat sesudah śalat Isya’

           Dua rakaat sebelum śalat Subuh.

b)         Śalat rawātib gairu mu`akkadah (śalat rawātb yang cukup dianjurkan untuk dikerjakan). Adapun yang merupakan śalat sunnah rawātb gairu mu`akkadah yaitu: 

           Dua rakaat sebelum Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah)

           Dua rakaat sesudah Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah)

           Empat rakaat sebelum Asar

           Dua rakaat sebelum Magrib.

Jika ditnjau dari segi pelaksanaannya, śalat rawātb ini terbagi menjadi dua yaitu :

           qabliyyah (dikerjakan sebelum śalat fardhu), dan

           ba’diyyah (dikerjakan setelah śalat fardhu).

2.         Tata Cara Pelaksanaan Śalat Munfarid:

A.        Tata cara shalat sunnah rawatib

B. Tata cara Shalat Munfarid

1) tata cara melaksanakan śalat sunnah rawātIb sebagai berikut:

1.         Niat menurut waktunya.

2.         Dikerjakan tidak didahului dengan adzan dan iqamah.

3.         Śalat sunnah rawatib ini dilaksanakan  secara munfarīd (sendirian).

4.         Bila lebih dari dua rakaat gunakan satu salam setiap dua rakaat.

5.         Membaca dengan suara yang tidak dinyaringkan seperti pada saat melaksanakanśalat dzuhur dan śalat Asar.

6.         Śalat dikerjakan dengan posisi berdiri. Jika tidak mampu boleh dengan duduk, atau jika masih tidak mampu boleh berbaring.

7.         Sebaiknya berpindah sedikit dari tempat śalat fardzu tetapi tetap menghadap kiblat.

Contoh tata cara melaksanakan śalat rawātib qabliyyah dzuhur :

1          Berniat śalat rawātib qabliyyah dzuhur

Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati.Jika diucapkan maka

Bunyi niatnya adalah :

أَصَلّى سُنَّةًقَبْلِيَةَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Artnya : “Saya berniat śalat qabliyyah Zuhur dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

2          Takbirātul ihram

3          Śalat duarakaat seperti tatacara Śalat pada umumnya.

4          Salam.

2).        Tata cara shalat sunnah Tahiyatul Masjid:

            Adapun tata caranya sebagai berikut :

1.         Berniat śalat tahiyyatul masjid. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hat. Bunyi niatnya kalau diucapkan sebagai berikut :

أَصَلّى سُنَّةً تَحِيَّةً الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Artnya : “Saya berniat śalat sunnah tahiyyatul masjid  dua rakaat karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar.”

2.         Setelah berniat dilanjutkan dengan takbiratul ihrām, membaca doa ifitāh, surah al-Fātihah, dan seterusnya sampai salam.Cukup mudah, bukan?  Saatnya kalian untuk berlatih mengamalkan ibadah-ibadah  sunnah.  Śalat tahiyyatul masjid ini merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah yang tidak sulit untuk dilaksanakan.

3).        Tata cara shalat sunnah Istikharah:

Adapun tata cara melaksanakan  śalat istkhārah sebagai berikut :

1.         Bangun pada waktu pertengahan malam dan berwudhu.

2.         Melaksanakan śalat istkhārah dengan diawali niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Adapun bunyi niatnya jika diucapkan sebagai berikut.

            أَصَلّى سُنَّةً الاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Artnya : “ Saya berniat śalat sunnah istkhārah dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

3.         Pada  rakaat pertama setelah membaca  surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Kāfirun. Bacaan surah al-Kāfirun boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.

4.         Pada rakaat kedua setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah al-Ikhlās. Bacaan surah al-Ikhlās boleh lebih dari satu kali, yakni tiga, tujuh, atau sepuluh kali.

5.         Setelah  śalat dua  rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa  istkhārah  yang diajarkan Nabi Muhammad saw. sebagai berikut :

Artinya : “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kebaikan dalam urusanku dengan ilmu-Mu, dan aku memohon kepastan dengan kudrat-Mu. Aku memohon keutamaan-Mu Yang agung, Bahwasannya Engkau Maha Kuasa, sedangkan aku tidak berdaya. Engkau mengetahui segala yang gaib. Ya Allah, engkau mengetahui segala hajatku berupa......., jika itu baik bagiku dalam agama dan kehidupanku serta dampaknya di dunia dan akhirat, maka jadikanlah ia untukku, berkatlah dalam meraihnya, serta mudahkan ia untukku. Engkaupun mengetahui jika urusan ini buruk bagiku, baik dalam urusan agamaku, kehidupanku dan dampaknya di dunia dan akhirat, maka jauhkanlah dia dariku dan jauhkanlah  aku darinya,  kemudian tetapkanlah kebaikan untukku di mana saja aku berada. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala perkara, kemudian Engkau meridainya.”

3.         Śalat Sunnah Berjamaah atau Munfarīd

Beberapa śalat sunnah berikut ini boleh dilaksanakan secara berjema’ah atau secara munfarīd. Adapun Śalat sunnah yang dimaksud adalah :

a.         Śalat Tarāwih

Śalat tarāwih adalah śalat sunnah yang dilaksanakan pada malam bulan Ramadan. Hukum melaksanakan śalat tarāwih adalah sunnah mu’akkadah. Śalat tarāwih dilaksanakan setelah Śalat Isya’ sampai waktu fajar.

Śalat tarāwih dapat dilaksanakan delapan, dua puluh, atau tiga puluh enam rakaat. Kita tinggal memilih jumlah rakaat mana yang mau dan mampu untuk dilaksanakan. Perbedaan jumlah bilangan rakaat ini tidak perlu dipermasalahkan. Yang terpenting adalah umat Islam dapat melaksanakan dengan khusyu.

Ketika hendak melaksanakan śalat tarawih diawali dengan niat. Niat śalat harus dilakukandengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah :

Artinya : “Saya berniat śalat tarāwih dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

b.         Śalat Witir

Śalat witir adalah, śalat yang dilaksanakan dengan bilangan ganjil (satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat). Hukum melaksanakannya adalah sunnah mu’akkadah. Adapun waktu śalat witir adalah sesudah śalat Isya’ sampai menjelang fajar śalat Subuh.

Ketika hendak melaksanakan śalat witir, maka mulailah dengan niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niat untuk yang dua rakaat adalah :

 

   Artinya : “Saya berniat śalat witir dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Jika diucapkan bunyi niat untuk yang satu rakaat adalah :



Artinya : “Saya berniat śalat satu rakaat witir karena Allah Ta’ala.”

c.         Śalat Duhā

Śalat sunnah duhā atau yang sering disebut dengan śalat awwābin duhā adalah śalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sudah menaik sekitar satu tombak (sekitar pukul 07.00 atau matahari setinggi sekitar tujuh hasta) hingga menjelang śalat Zuhur.

Kita dapat melaksanakan śalat duhā sebanyak 2 rakaat dan paling  banyak 12 rakaat. Tata cara pelaksanaannya tidaklah sulit, sama  dengan cara melaksanakan śalat pada umumnya. Jika kalian hendak melaksanakan, mulailah dengan niat yang tulus di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah :

 

Artinya : “Saya berniat śalat duhā dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

d.         Śalat Tahajjud

Śalat sunnah tahajjud adalah śalat sunnah mu’akkadah yang dilaksanakan pada sebagian waktu di malam hari. Śalat tahajjud adalah bagian dari qiyāmullail (Śalat malam) yang langsung diperintahkan oleh Allah Swt. melalui firmannya sebagai berikut:



Artinya: “Dan pada sebagian malam, lakukanlah śalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”(QS. al-Isra’/17:79)

Tata cara melaksanakan śalat tahajjud tidak jauh berbeda dengan śalat sunnah yang lain, yaitu :

1)         Dilaksanakan pada waktu setelah śalat Isya sampai dengan fajar sidiq

(menjelang waktu Subuh) dan setelah tidur.

2)         Jumlah rakaatnya paling sedikit dua rakat dan paling banyak tidak dibatasi.

3)         Dilaksanakan sendirian (munfarīd) atau berjamaah.

4)         Lebih utama setiap dua rakaat salam. Apabila dilaksanakan empat rakaat

jangan ada tasyahud awal.

Jika kita melaksanakan śalat tahajjud, banyak manfaat atau keutamaan yang dapat kita ambil. Keutamaan-keutamaan śalat tahajjud adalah:

           Dapat membentuk karakter/kepribadian orang saleh.

           Sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Swt. untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

           Dapat mencegah diri dari perbuatan dosa.

           Dapat menghapuskan atau menghilangkan dari segala penyakit hati: iri, dendam, tamak, dan lain sebagainya.

           Mengobati diri dari penyakit jasmani.

Ketika hendak melaksanakan śalat tahajjud diawali dengan niat yang ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan bunyi niatnya adalah:

  

Artinya : “Saya berniat śalat tahajjud dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

e.         Śalat Tasbih

Śalat sunnah tasbih adalah śalat sunnah yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih. Śalat tasbih ini merupakan sunnah khusus dengan membaca tasbih sebanyak 300 kali di dalam śalat.

Secara lebih terperinci, tata cara mengerjakan śalat tasbih ini terdiri dari

dua macam cara, yaitu :

           jika dilaksanakan di malam hari, jumlah rakaatnya ada empat dengan dua kali salam.

           jika dilaksanakan di siang hari, jumlah rakaatnya ada empat dan sekali salam.

Dalam praktik pelaksanaannya śalat sunnah ini  memerlukan  waktu  yang relatif lama, oleh karenanya śalat tasbih dilaksanakan sesuai dengan kemampuan. Jika mampu melaksanakannya setiap hari, laksanakanlah dalam setiap harinya. Jika tidak mampu melaksanakannya dalam setiap harinya, laksanakan setiap hari Jum’at. Jika tidak mampu melaksanakan setiap hari Jum’at, laksanakan setiap sebulan sekali, setahun sekali, atau minimal seumur hidup sekali.

diucapkan bunyi niatnya adalah :

Artinya : “Saya berniat śalat tasbih dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Jika dikerjakan pada siang hari maka langsung empat rakaat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :

 

Artinya : “Saya berniat shalat tasbih empat rakaat karena Allah ta’ala”

Pada rakaat pertama urutan śalat tasbih dan jumlah bacaan tasbihnya sebagai berikut :

           Setelah membaca surah al-Fatihah dan surat-surat pendek, membaca tasbih 15 kali,

           Ketika ruku’ (setelah membaca do’a ruku’) membaca tasbih 10 kali.

           Ketika bangun dari ruku’ (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali.

           Ketika sujud pertama (setelah membaca do’a sujud) membaca tasbih 10 kali.

           Ketika duduk di antara dua sujud (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali.

           Ketika sujud kedua (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali.

           Ketika akan berdiri untuk rakaat yang kedua duduk dulu (duduk istirahat) membaca tasbih 10 kali,

Setelah itu berdiri untuk rakaat yang kedua yang bacaannya sama dengan rakaat yang pertama. Pada rakaat kedua, setelah membaca tasyahud, baik tasyahud awal maupun akhir, membaca tasbih 10 kali.

Dengan demikian apabila kita hitung jumlah bacaan tasbih tiap satu rakaat adalah 75 kali. Berarti jumlah keseluruhan bacaan tasbih dalam śalat tasbih adalah, 75 x 4 rakaat = 300 kali bacaan tasbih.

d.         Hikmah Śalat Sunnah

Hikmah melaksanakan śalat sunnah sebagai berikut:

1)         Disediakan jalan keluar dari segala permasalahan dan persoalannya dan senantasa akan diberikan  rezeki yang cukup oleh Allah SWT.

2)         Menambah kesempurnaan śalat fardzu.Melaksanakan  śalat  sunnah memberikan manfaat untuk menyempurnakan  śalat fardzu baik dari segi kekurangan dan kesalahan melaksanakan śalat fardzu.

3)         Menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridhoan Allah SWT. serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah SWT. Allah SWT. akan menaikkan derajat kita di sisi-Nya, setahap demi setahap dan setap satu kali melaksanakan  śalat  sunnah maka Allah SWT. akan menghapus satu dari dosa-dosa dan kesalahan kita. Ini merupakan bentuk rida dan cinta Allah SWT. kepada hamba-Nya yang selalu mengupayakan untuk dapat melaksanakan  śalat-śalat sunnah.

4)         Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT. atas berbagai karunia besar yang sering kurang kita sadari.Allah SWT. akan mengaruniakan kebaikan dan keberkahan dalam rumah kita. Setap saat kita bisa bernafas, bisa melihat, bisa mendengar, dan masih dapat merasakan kesemuanya itu adalah anugerah besar yang kita harus syukuri dengan śalat sunnah.

5)         Mendatangkan keberkahan pada rumah yang sering digunakan untuk śalat sunnah. śalat yang dianjukan dilaksanakan berjamaah diutamakan dilaksanakan di masjid sedangkan śalat sunnah yang pelaksanakannya secara munfarīd (sendiri) sebaiknya dilaksanakan di rumah walaupun apabila dilaksanakan di masjid juga diperbolehkan.

6)         Hidup menjadi terasa nyaman dan tenteram. Bekal terbaik di dalam menempuh perjalanan ke akhirat adalah dengan ketaqwaan. Sedangkan aspek terpentng dalam mewujudkan taqwa adalah dengan  śalat, terutama śalat sunnah sebagai ibadah tambahan.

 

TUGAS :

Ok, Sampai disini dulu kalian membaca, selanjutnya coba kalian kerjakan pertanyaan dinbawah ini !

1.      Sebutkan macam macam shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid !

2.      Pilihlah pernyataan yang benar  mengenai shalat tasbih pada rakaat pertama dan urutkan !

  • Setelah membaca surah al-Fatihah dan surat-surat pendek, membaca tasbih 15 kali,
  •  Setelah membaca surah al-Fatihah dan surat-surat pendek, membaca tasbih 10 kali,
  •   Ketika ruku’ (setelah membaca do’a ruku’) membaca tasbih 10 kali.
  •  Ketika bangun dari ruku’ (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali
  •  Ketika sujud pertama (setelah membaca do’a sujud) membaca tasbih 10 kali.
  •  Ketika duduk di antara dua sujud (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali.
  •  Ketika sujud kedua (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali.
  •  Ketika akan berdiri untuk rakaat yang kedua duduk dulu (duduk istirahat) membaca tasbih 10 kali, 
  •  Setelah itu berdiri untuk rakaat yang kedua yang bacaannya sama dengan rakaat yang pertama. Pada rakaat kedua, setelah membaca tasyahud, baik tasyahud awal maupun akhir, membaca tasbih 10 kali.
  •   Setelah itu berdiri untuk rakaat yang kedua yang bacaannya sama dengan rakaat yang pertama. Pada rakaat kedua, setelah membaca tasyahud, baik tasyahud awal maupun akhir, membaca tasbih 10 kali.
  • Dengan demikian apabila kita hitung jumlah bacaan tasbih tiap satu rakaat adalah 75 kali. Berarti jumlah keseluruhan bacaan tasbih dalam śalat tasbih adalah, 75 x 4 rakaat = 300 kali bacaan tasbih.

3.      Ahmad mengerjakan shalat sunnah dua rokaat sebelum shubuh dilanjutkan mengikuti shalat shubuh berjamaah di masjid. Selesai shalat subuh,ahmad melakukan shalat dua rakaat karena menganggap setelah shalat subuh disunnahkan sholat sunnah. Bagaimana pendapatmu tentang perbuatan ahmad tersebut !

4.      Sofy merasakan bahwa shalat wajib yang dilakukan kurang sempurna karena masih seringtidak konsentrasi dalam shalat. Untuk itu sofy melaksanakan shalat sunnah... benarkah sikap sofy tersebut !

Jika sudah selsai mengerjakan tugas di foto dan dikirimkan ke wa . Paling lambat pukul 14.00

PENUTUP

Anak-anaku sekalian, pada akhirnya kita telah sampai pada tahap terakhir dari pembelajaran ini. Semoga pengetahuan yang kita dapatkan pada kesempatan ini bermanfaat. Setelah melaksanakan pembelajaran, Tugas dikerjakan dibuku tulis.Jika selesai semua di foto dan dikirimkan ke wa . Paling lambat pukul 14.00

Terima Kasih... Wassalamu’alaikum wr. wb.

 

1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Nilai dan Peran Guru Penggerak

  1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Nilai dan Peran Guru Penggerak   A.     Nilai dan Peran Guru Penggerak Sebagai guru penggerak harus ...