Minggu, 18 Juli 2021

BAB I MENYAKINI HARI AKHIR, MENGAKHIRI KEBIASAAN BURUK KELAS 9 FGHI

 

BAB I MENYAKINI HARI AKHIR, MENGAKHIRI KEBIASAAN BURUK



 

a.    Pengertian Iman Kepada Hari Akhir.

 

Iman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa seluruh alam termasuk dunia dan seisinya akan mengalami kehancuran. Hari akhir ditandai dengan ditiupnya terompet Malaikat Israfil. Dijelaskan bahwa pada hari itu daratan, lautan dan benda-benda di langit porak-poranda. Gunung-gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh isinya. Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan bulan saling bertabrakan.

 

b.    Dalil naqli tentang gambaran kejadian hari akhir.

           

Kejadian mengenai hari kiamat digambarkan oleh Allah Swt. begitu dahsyat, sebagaimana tertuang dalam Q.S. al-Qāri’ah/101:4-5 berikut ini:




 

Artinya: “Pada hari itu manusia seperti laron yang berterbangan. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.”(Q.S. al- Qāri’ah/101:4-5)

Di dalam Q.S. Az-Zalzalah/99:1-2 Allah Swt. juga berfirman:

 



 

Artinya: “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya,”(Q.S. Az-Zalz±lah/99:1-2)

Kiamat Kubra memang belum terjadi sehingga tak seorang pun mengetahui peristiwa yang sebenarnya. Namun kita mengetahuinya dari firman Allah Swt. dan Hadis Nabi saw. Adapun kejadian kiamat Kubr± digambarkan oleh Allah Swt. sebagai berikut:

a. Malaikat Israfil meniup sangkakala untuk yang pertama kali. Semua makhluk akan mati, kecuali yang dikehendaki hidup oleh Allah Swt.

 

              Firman Allah dalam Q.S. az-Zumar/39:68:



c.    Macam-macam kiamat

 

 

a. Kiamat Sugra (kiamat kecil), yaitu terjadinya kematian yang menimpa sebagian umat manusia. Misalnya: matinya seseorang karena sakit, kecelakaan, musibah tsunami, banjir, tanah longsor, dan sebagainya.




b. Kiamat Kubra (kiamat besar) yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam semesta. Dunia porak-poranda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia akan berganti dengan alam yang baru yakni alam akhirat. Kiamat Kubra ini dialami oleh seluruh makhluk hidup di jagad raya tanpa terkecuali. Kejadian ini terjadi secara menyeluruh, sehingga dapat dibayangkan bahwa suasana saat itu sangat mencekam dan luar biasa dahsyatnya. Jika itu sudah dikehendaki oleh Allah Swt., Sang Pencipta, maka tidak ada yang bisa menghalangi kekuasaan dan kebesaran-Nya

 

d.    Kehidupan yang dialami manusia setelah hari kiamat

 

1) Alam Barzakh (Yaumul Barzakh)

Alam barzakh yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan pintu gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dan alam akhirat. Di alam kubur manusia akan bertemu, ditanyai, dan diperiksa oleh malaikat Munkar dan Nakir tentang segala amal perbuatannya ketika menjalani kehidupan di dunia.

 

2) Yaumul Ba’at¡

Yaumul ba’ats adalah hari dibangkit-kannya manusia dari alam kubur untuk diarahkan menu-ju ke padang mahsyar. Ke-bangkitan manusia ini akan terjadi setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh Malaikat Israfil. Seluruh manusia mulai zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir bangkit dari kubur. Adapun keadaan mereka bermacam-macam sesuai dengan amal perbuatan mereka pada waktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.:

 

Artinya: “Lalu ditiuplah sangkakala (yang kedua kalinya), maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya”. (Q.S. Yās³n/36:51)

 

3) Yaumul hasyr atau Yaumul Mahsyar

 

Yaumul Hasyr atau yaumul mahsyar adalah hari dikumpulkannya seluruh manusia yang telah dibangkitkan dari kuburnya ,di sebuah padang yang sangat luas bernama Padang Mahsyar. Di Padang Mahsyar ini keadaan manusia sangat susah, tidak ada yang dapat menolong kecuali hanya pertolongan yang datangnya dari Allah Swt. bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya.

 

4) Yaumul Mizan dan Yaumul hisab

Arti kata mizān adalah timbangan, sedangkan Hisab artinya perhitungan. Dua istilah ini ,yaitu Yaumul Mizan dan Yaumul His±b memiliki makna yang hampir sama maknanya.

Dengan demikian, yaumul mizan adalah hari ditimbangnya seluruh amal baik dan buruk manusia untuk menerima keadilan dan balasannya masing-masing. Yaumul mizān ini disebut juga dengan Yaumul Hisab, yaitu hari diperhitungkannya seluruh amal perbuatan manusia, baik amal yang baik maupun amal yang buruk. Pada hari itu manusia akan menerima balasannya masing-masing berdasarkan keadilan dari Allah Swt.

 

Setelah seluruh manusia sampai di Padang Mahsyar, seluruh amal perbuatannya selama hidup di dunia akan dihitung atau ditimbang. Bagi mereka yang timbangan amal baiknya lebih berat akan mendapatkan balasan yang memuaskan, sedangkan bagi mereka yang timbangan amal baiknya lebih ringan akan mendapatkan balasan neraka hawiyah, yaitu neraka yang panas.

Firman Allah Swt. dalam Q.S. az-Zalzalah/99 ayat 7 dan 8

 

Artinya: “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (Q.S. az-Zalzalah/99:7-8).

 

5) Surga dan Neraka

Allah Swt. memiliki sifat Yang Maha Adil, karena seluruh perbuatan manusia akan diadili. Seluruh amal baik dan amal buruk manusia akan mendapatkan balasannya. Tidak ada satu perbuatan pun yang luput dari keadilan Allah Swt.

Sebaliknya orang yang selalu berbuat kejahatan tentunya akan mendapati timbangan amal buruknya sangat berat. Banyak sekali ayat al-Qur’±n yang menyatakan betapa susahnya seseorang yang ketika di dunia selalu berbuat jahat. Mereka kelak di akhirat akan mendapatkan siksaan yang amat berat di neraka sebagai balasan atas perbuatan jahatnya itu.

Balasan terhadap amal buruk yang dilakukan ketika hidup di dunia ditimpakan setelah dilakukan penimbangan seberapa berat kejahatan dan keburukan yang telah dilakukannya. Kemudian mereka akan mendapatkan balasannya berupa siksa di neraka.

Kerjakan tugas ini dibuku tulis dan diberin nama no bsen dasn kelas. Setelah ditulis soalnya kemudian dijawaab dan difoto dikirim ke grub wa.

1.      Jelaskan pengertian Iman Kepada hari akhir

2.      Tulislah surat az zalzalah ayat 1 dan 2 disertai dengan artinya. !

3.      Hubungkan qadha dan qadar dikaitkan dengan wabah covid-19  !

4.      Sebutkan tahapan hari kiamat dan berikan penjelasannya !


BAB 1 LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMA-NYA KELAS 7 A SD 7E

 

BAB 1 LEBIH DEKAT DENGAN ALLAH SWT YANG SANGAT INDAH NAMA-NYA

 


A.    IMAN KEPADA ALLAH SWT

1.      Pengertian Iman Kepada Allah SWT

Pada dasarnya, iman berasal dari bahasa Arab yang dapat diartikan sebagai ‘percaya’. Namun, pengertian iman secara istilah adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan serta mengamalkan dengan perbuatan.

Jadi tidak hanya menghafalkan keenam rukun iman, namun kita perlu membenarkan hati kita bahwa Allah itu ada dengan segala keagungannya. Lalu mengucapkannya dengan lisan yang diucapkan pada kalimat syahadat serta diamalkan perintah-Nya serta menghindari larangan-Nya di dunia nyata. Setelah kita melakukan ketiga-tiganya maka kita dapat tergolong sebagai orang yang beriman. Selain itu, terdapat dalil naqli di dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 163 yang berbunyi :

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحْمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ

                 Wa ilāhukum ilāhuw wāḥid, lā ilāha illā huwar-raḥmānur-raḥīm

Artinya :

Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

2.      Fungsi Iman Kepada Allah SWT

Ketika kita telah mengimani bahwa tidak ada satupun Tuhan selain Allah beserta rukun iman lainnya, maka kita akan mendapatkan beberapa hal seperti :

a.      Menambah Keyakinan

Kita telah mengetahui bahwa hanya Allah SWT yang telah menciptakan segala sesuatu serta memberikan nikmat ke seluruh alam semesta. Oleh karena itu, kita akan semakin bersyukur dan yakin akan keagungan Allah SWT.

b.      Menambah Ketaatan

Tentu saja dengan beriman kepada Allah, kita dapat menambah ketaatan kita. Dengan beriman, hati kita akan terjaga dari larangan-larangan-Nya serta selalu menjalankan perintah-Nya dengan ikhlas.

c.       Menentramkan Hati

Orang-orang yang senantiasa beriman kepada Allah akan merasa tentram hatinya. Hal ini sudah dijelaskan pada Q.S. Ar-Ra’ad ayat 28 yang berbunyi :

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Allażīna āmanụ wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi taṭma`innul-qulụb

Artinya :

Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

d.      Dapat Menyelamatkan Manusia di Dunia dan Akhirat

Seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S. Al-Mukminun ayat 51 yang berbunyi :

إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ ٱلْأَشْهَٰدُ

Innā lananṣuru rusulanā wallażīna āmanụ fil-ḥayātid-dun-yā wa yauma yaqụmul-asy-hād

Artnya :

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa orang yang beriman akan diberikan pertolongan ketika di dunia maupun di akhirat.

e.       Mendatangkan Keuntungan dan Kebahagiaan Hidup

Tentunya dengan ketentraman hati yang kita peroleh, kita akan selalu diberikan kemudahan serta merasa lebih bahagia dalam menghadapi masalah. Hal ini dikarenakan kita akan meyakini bahwa cobaan yang diberikan Allah tidak akan melebihi batas kemampuan kita. Selain itu, kita juga menyadari bahwa Allah masih sayang terhadap kita.

 

3.      Contoh Perilaku Beriman

Ketika kita beriman maka kita akan melakukan perintah-perintah Allah baik itu wajib maupun sunnah. Serta meninggalkan larangan yang telah ditetapkan. Contoh dari perilaku beriman adalah :

a.     Mendirikan Sholat

b.     Menafkahkan sebagian rezeki

c.      Beriman Kepada Kita Allah

d.     Menafkan sebagian hartanya baik disaat waktu lapang ataupun sempit

e.      Selalu berbuat kebajikan

f.      Mampu menahan amarah

g.      Mampu memaafkan kesalahan orang lain

h.     Melaksanakan perintah Allah dari segi ibadah

i.       Berhenti dari perbatan keji dan tidak mengulanginya lagi

j.       Mempercayai dengan benar rukum iman

 

B.     MAKNA AL-ASMA’U AL-HUSNA

Allah: ( الله ) Lafaz yang Maha Mulia yang merupakan nama dari Zat Ilahi yang Maha Suci serta wajib adanya yang berhak memiliki semua macam pujian dan sanjungan.

 


Lafadz ini disebut juga lafadz Jalalah, dan juga disebut Ismu Zat . Iaitu Zat yang menciptakan langit, bumi dan seisinya termasuk kita sebagai umat manusia ini. Dan Dialah Tuhan seru sekalian alam.

 

Adapun nama-nama lain, maka setiap nama itu menunjukkan suatu sifat Allah yang tertentu dan oleh sebab itu bolehlah dianggap sebagai sifat bagi lafaz yang Maha Mulia.

 


Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT (Asmaul Husna) beserta maknanya:

 

1. Ar-Rahmaan: ( الرحمن ) Maha Pengasih, iaitu pemberi kenikmatan yang agung-agung dan pengasih di dunia.

 

2. Ar-Rahim: ( الرحيم ) Maha Penyayang, iaitu pemberi kenikmatan yang di luar jangkaan dan penyayang di akhirat.

 

3. Al-Malik: ( الملك ) Maha Merajai/ Menguasai /Pemerintah, iaitu mengatur kerajaanNya sesuai dengan kehendakNya sendiri.

 

4. Al-Quddus: ( القدوس ) Maha Suci, iaitu tersuci dan bersih dari segala cela dan kekurangan.

 

5. As-Salaam: ( السلام ) Maha Penyelamat, iaitu pemberi keselamatan dan kesejahteraan kepada seluruh makhlukNya.

 

6. Al-Mu’min: ( المؤمن ) Maha Pengaman / Pemelihara keamanan, iaitu siapa yang bersalah dan makhlukNya itu benar-benar akan diberi seksa, sedang kepada yang taat akan benar-benar dipenuhi janjiNya dengan pahala yang baik.

 

7. Al-Muhaimin: ( المحيمن ) Maha Pelindung/Penjaga / Maha Pengawal serta Pengawas, iaitu memerintah dan melindungi segala sesuatu.

 

8. Al-’Aziiz: ( العزيز ) Maha Mulia / Maha Berkuasa, iaitu kuasaNya mampu untuk berbuat sekehendakNya

 

9. Al-Jabbaar: ( الجبار ) Maha Perkasa / Maha Kuat / Yang Menundukkan Segalanya, iaitu mencukupi segala keperluan, melangsungkan segala perintahNya serta memperbaiki keadaan seluruh hambaNya.

 

10. Al-Mutakabbir: ( المتكبر ) Maha Megah / Maha Pelengkap Kebesaran. iaitu yang melengkapi segala kebesaranNya, menyendiri dengan sifat keagungan dan kemegahanNya.

 

11. Al-Khaaliq: ( الخالق ) Maha Pencipta, iaitu mengadakan seluruh makhluk tanpa asal, juga yang menakdirkan adanya semua itu.

 

12. Al-Baari’: ( البارئ ) Maha Pembuat / Maha Perancang / Maha Menjadikan, iaitu mengadakan sesuatu yang bernyawa yang ada asal mulanya.

 

13. Al-Mushawwir: ( المصور ) Maha Pembentuk / Maha Menjadikan Rupa Bentuk, memberikan gambaran atau bentuk pada sesuatu yang berbeza dengan lainnya. (Al-Khaaliq adalah mengadakan sesuatu yang belum ada asal mulanya atau yang menakdirkan adanya itu. Al-Baari’ ialah mengeluarkannya dari yang sudah ada asalnya, manakala Al-Mushawwir ialah yang memberinya bentuk yang sesuai dengan keadaan dan keperluannya).

 

14. Al-Ghaffaar: ( الغفار ) Maha Pengampun, banyak pemberian maafNya dan menutupi dosa-dosa dan kesalahan.

 

15. Al-Qahhaar: ( القهار ) Maha Pemaksa, menggenggam segala sesuatu dalam kekuasaanNya serta memaksa segala makhluk menurut kehendakNya.

 

16. Al-Wahhaab: ( الوهاب ) Maha Pemberi / Maha Menganugerah, iaitu memberi banyak kenikmatan dan selalu memberi kurnia.

 

17. Ar-Razzaaq: ( الرزاق ) Maha Pengrezeki / Maha Pemberi Rezeki, iaitu memberi berbagai rezeki serta membuat juga sebab-sebab diperolehnya.

 

18. Al-Fattaah: ( الفتاح ) Maha Membukakan / Maha Pembuka , iaitu membuka gedung penyimpanan rahmatNya untuk seluruh hambaNya.

 

19. Al-’Aliim: ( العليم ) Maha Mengetahui, iaitu mengetahui segala yang maujud dan tidak ada satu benda pun yang tertutup oleh penglihatanNya.

 

20. Al-Qaabidh: ( القابض ) Maha Pencabut / Maha Penyempit Hidup / Maha Pengekang, iaitu mengambil nyawa atau menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki olehNya.

 

21. Al-Baasith: ( الباسط ) Maha Meluaskan / Maha Pelapang Hidup / Maha Melimpah Nikmat, iaitu memudahkan terkumpulnya rezeki bagi siapa yang diinginkan olehNya.

 

22. AI-Khaafidh: ( الخافض ) Maha Menjatuhkan / Maha Menghinakan / Maha Perendah / Pengurang, iaitu terhadap orang yang selayaknya dijatuhkan akibat kelakuannya sendiri dengan memberinya kehinaan, kerendahan dan seksaan.

 

23. Ar-Raafi’: ( الرافع ) Maha Mengangkat / Maha Peninggi, iaitu terhadap orang yang selayaknya diangkat kedudukannya kerana usahanya yang giat, yaitu termasuk golongan kaum yang bertaqwa.

 

24. Al-Mu’iz: ( المعز ) Maha Menghormati / Memuliakan / Maha Pemberi Kemuliaan/Kemenangan, iaitu kepada orang yang berpegang teguh pada agamaNya dengan memberinya pentolongan dan kemenangan.

 

25. Al-Muzil: ( المذل ) Maha Menghina / Pemberi kehinaan, iaitu kepada musuh-musuhNya dan musuh ummat Islam seluruhnya.

 

26. As-Samii’: ( السميع ) Maha Mendengar.

 

27. Al-Bashiir: ( البصير ) Maha Melihat.

 

28. Al-Hakam: ( الحكم ) Maha Menghukum / Maha Mengadili, iaitu sebagai hakim yang menetapkan / memutuskan yang tidak seorang pun dapat menolak keputusanNya, juga tidak seorang pun yang berkuasa merintangi kelangsungan hukumNya itu.

 

29. Al-’Adl: ( العدل ) Maha Adil. Serta sangat sempurna dalam keadilanNya itu.

 

30. Al-Lathiif: ( اللطيف ) Maha Menghalusi / Maha Teliti / Maha Lembut serta Halus, iaitu mengetahui segala sesuatu yang samar-samar, pelik-pelik dan kecil-kecil.

 

31. Al-Khabiir: ( الخبير ) Maha Waspada/  Maha Mengetahui.

 

32. Al-Haliim: ( الحليم ) Maha Penyabar / Maha Penyantun / Maha Penghamba, iaitu yang tidak tergesa-gesa melakukan kemarahan dan tidak pula gelojoh memberikan siksaan.

 

33. Al-’Adzhiim: ( العظيم ) Maha Agung, iaitu mencapai puncak tertinggi dan di mercu keagungan kerana bersifat dengan segala macam sifat kebesaran dan kesempunnaan.

 

34. Al-Ghafuur: ( الغفور ) Maha Pengampun, banyak pengampunanNya kepada hamba-hambaNya.

 

35. Asy-Syakuur: ( الشكور ) Maha Pembalas / Maha Bersyukur, iaitu memberikan balasan yang banyak sekali atas amalan yang kecil.

 

36. Al-’Aliy: ( العلي ) Maha Tinggi Martabat-Nya / Maha Tinggi serta Mulia, iaitu mencapai tingkat yang setinggi-tingginya yang tidak mungkin digambarkan oleh akal fikiran sesiapa pun dan tidak dapat difahami oleh otak yang bagaimanapun pandainya.

 

37. Al-Kabiir: ( الكبير ) Maha Besar, yang kebesaranNya tidak dapat dicapai oleh pancaindera ataupun akal manusia.

 

38. Al-Hafidz: ( الحفيظ ) Maha Pemelihara Maha Pelindung / Maha Memelihara, iaitu menjaga segala sesuatu jangan sampai rosak dan goyah. Juga menjaga segala amal perbuatan hamba-hambaNya, sehingga tidak akan disia-siakan sedikit pun untuk memberikan balasanNya.

 

39. Al-Muqiit: ( المقيت ) Maha Pemberi kecukupan/ Maha Pemberi Keperluan , baik yang berupa makanan tubuh ataupun makanan rohani.

 

40. Al-Hasiib: ( الحسيب ) Maha Penjamin / Maha Mencukupi / Maha Penghitung, iaitu memberikan jaminan kecukupan kepada seluruh bamba-hambaNya pada hari Qiamat.

 

41. Al-Jaliil: ( الجليل ) Maha Luhur, iaitu yang memiliki sifat-sifat keluhuran kerana kesempurnaan sifat-sifatNya.

 

42. Al-Kariim: ( الكريم ) Maha Pemurah, iaitu mulia tanpa had dan memberi siapa pun tanpa diminta atau sebagai penggantian dan sesuatu pemberian.

 

43. Ar-Raqiib: ( الركيب ) Maha Peneliti / Maha Pengawas Maha Waspada, iaitu yang mengamat-amati gerak-geri segala sesuatu dan mengawasinya.

 

44. Al-Mujiib: ( المجيب ) Maha Mengabulkan, iaitu yang memenuhi permohonan siapa saja yang berdoa padaNya.

 

45. Al-Waasi’: ( الواسع ) Maha Luas Pemberian-Nya , iaitu kerahmatanNya merata kepada segala yang maujud dan luas pula ilmuNya terhadap segala sesuatu.

 

46. Al-Hakiim: ( الحكيم ) Maha Bijaksana, iaitu memiliki kebijaksanaan yang tertinggi kesempurnaan ilmuNya serta kerapiannya dalam membuat segala sesuatu.

 

47. Al-Waduud: ( الودود ) Maha Pencinta / Maha Menyayangi, iaitu yang menginginkan segala kebaikan untuk seluruh hambaNya dan juga berbuat baik pada mereka itu dalam segala hal dan keadaan.

 

48. Al-Majiid: ( المجيد ) Maha Mulia, iaitu yang mencapai tingkat teratas dalam hal kemuliaan dan keutamaan.

 

49. Al-Ba’ithu: ( الباعث ) Maha Membangkitkan, iaitu membangkitkan semangat dan kemahuan, juga membangkitkan para Rasul dan orang-orang yang telah mati dari kubur masing-masing nanti setelah tibanya hari Qiamat.

 

50. Asy-Syahiid: ( الشهيد ) Maha Menyaksikan / Maha Mengetahui keadaan semua makhluk.

 

51.  Al-Haq: ( الحق ) Maha Haq / Maha Benar yang kekal dan tidak akan berubah sedikit pun.

 

52. Al-Wakiil: ( الوكيل ) Maha Pentadbir / Maha Berserah / Maha Memelihara penyerahan, yakni memelihara semua urusan hamba-hambaNya dan apa-apa yang menjadi keperluan mereka itu.

 

53. Al-Qawiy: ( القوى ) Maha Kuat / Maha Memiliki Kekuatan , iaitu yang memiliki kekuasaan yang sesempurnanya.

 

54. Al-Matiin: ( المتين ) Maha Teguh / Maha Kukuh atau Perkasa / Maha Sempurna Kekuatan-Nya , iaitu memiliki keperkasaan yang sudah sampai di puncaknya.

 

55. Al-Waliy: ( الولى ) Maha Melindungi, iaitu melindungi serta mengaturkan semua kepentingan makhlukNya kerana kecintaanNya yang amat sangat dan pemberian pertolonganNya yang tidak terbatas pada keperluan mereka.

 

56. Al-Hamiid: ( الحميد ) Maha Terpuji, yang memang sudah selayaknya untuk memperoleh pujian dan sanjungan.

 

57. Al-Muhshii: ( المحصى ) Maha Menghitung  / Maha Penghitung, iaitu yang tiada satu pun tertutup dari pandanganNya dan semua amalan diperhitungkan sebagaimana wajarnya.

 

58. Al-Mubdi’: ( المبدئ ) Maha Memulai/Pemula / Maha Pencipta dari Asal, iaitu yang melahirkan sesuatu yang asalnya tidak ada dan belum maujud.

 

59. Al-Mu’iid: ( المعيد ) Maha Mengulangi / Maha Mengembalikan dan Memulihkan, iaitu menumbuhkan kembali setelah lenyapnya atau setelah rosaknya.

 

60. Al-Muhyii: ( المحي ) Maha Menghidupkan, iaitu memberikan daya kehidupan pada setiap sesuatu yang berhak hidup.

 

61. Al-Mumiit: ( المميت ) Maha Mematikan, iaitu mengambil kehidupan (roh) dari apa-apa yang hidup.

 

62. Al-Hay: ( الحي ) Maha Hidup, iaitu sentiasa kekal hidupNya itu.

 

63. Al-Qayyuum: ( القيوم ) Maha Berdiri Dengan Sendiri-Nya , iaitu baik ZatNya, SifatNya, Af’alNya. Juga membuat berdirinya apa-apa yang selain Dia. DenganNya pula berdirinya langit dan bumi ini.

 

64. Al-Waajid: ( الواجد ) Maha Penemu / Maha Menemukan, iaitu dapat menemukan apa saja yang diinginkan olehNya, maka tidak berkehendakkan pada suatu apa pun kerana sifat kayaNya yang secara mutlak.

 

65. Al-Maajid: ( الماجد ) Maha Mulia, (sama dengan no. 48 yang berbeda hanyalah tulisannya dalam bahasa Arab, Ejaan sebenarnya no. 48 Al-Majiid, sedang no. 65 A1-Maajid).

 

66. Al-Waahid: ( الواحد ) Maha Esa.

 

67. Al-Ahad: ( الأحد ) Maha Tunggal.

 

68. Ash-Shamad: ( الصمد ) Maha Diperlukan / Maha Diminta / Yang Menjadi Tumpuan, iaitu selalu menjadi tujuan dan harapan orang di waktu ada hajat keperluan.

 

69. Al-Qaadir: ( القادر ) Maha Berkuasa/ Maha Kuasa / Maha Berupaya

 

70. Al-Muqtadir: ( المقتدر ) Maha Menentukan.

 

71. Al-Muqaddim: ( المقدم ) Maha Mendahulukan / Maha Menyegera, iaitu mendahulukan sebahagian benda dari yang lainnya dalam mewujudnya, atau dalam kemuliaannya, selisih waktu atau tempatnya.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan ditulis soal dan jawabannya dibuku tulis dan diberi nama no absen dan kelas. Kemudian difoto dan dikirimkan ke grup kelas !

1.      Jelaskan perbedaan Allah maha mengetahu dan maha waspada !

2.      Jelaskan Perbedaan Allah maha Mendengar dan Allah Maha Melihat !

3.      Tulis satu contoh perilaku yang meneladani sifat Ash Shamad !

4.      Jika kamu melihat temanmu mencontek apa yang harus kamu lakukan untuk meneladani sifat Allah yang maha waspada !

5.      Tuli dalil naqli yaitu  Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 163 disertai dengan artinya!


1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Nilai dan Peran Guru Penggerak

  1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Nilai dan Peran Guru Penggerak   A.     Nilai dan Peran Guru Penggerak Sebagai guru penggerak harus ...